**Didoakan Semua Pesakit Yang Telah Menerima Rawatan di KISWAH DISEMBUHKAN ALLAH TAALA. AMIN**

Tetamu pilihan!!!

Semua artikel di dalam blog ini saya izin untuk publish dan sebarkan dengan syarat disertakan rujukan anda iaitu: KISWAH; www.rawatanislam2u.com. Saya juga mengizinkan anda untuk mengamalkan segala kaedah rawatan yang ditulis di dalam blog ini. Namun lebih baik berjumpa saya untuk menerima ijazah... Sekian dimaklumkan. Selamat beramal!!!

22 August 2011

Selamat Mencari Malam Lailatul Qadar

Assalamualaikum semua!
Sempena 10 terakhir Ramadhan, KISWAH mengucapkan selamat beribadat pada malam Lailatul Qadar... Kalau di Mesir dan Syria; 10 malam terakhir, orang ramai tidur dan beriktikaf di masjid2 seluruh negara; tidak pulang ke rumah.


Sesetengah tempat; seperti di Mesir seolah2 telah menetapkan malam 27 itulah malam Lailatul Qadar.(negara kita lambat sehari). Antara dalil yang digunakan oleh sebahagian ulamak adalah rahsia di dalam Surah al Qadr.


Lailatul Qadr disebut 3 kali di dalam al Quran dan ejaan setiap lailatul qadar di dalam bahasa Arab adalah 9 huruf. Jadi 9 x 3 kali adalah = 27...


Apapun qaul yang paling rajih adalah tidak diketahui bilakah berlakunya Lailatul Qadr namun yang pasti adalah malam2 ganjil 10 malam terakhir Ramadhan.


Bertuahlah sebahagian murid yang mengikut jalan salikin; sesetengah guru mursyid mengkhabarkan akan rahsia; bilakah berlakunya malam Lailatul Qadr setiap tahun...

Apapun, beramallah pada setiap malam akhir Ramadhan... Allah merahsiakannya supaya kita saban malam senantiasa mengejar malam yang diibaratkan 1000 bulan = 82 / 83 tahun tersebut.

Berkenan dalil2 Lailatul Qadar:


إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al Quran) itu pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin RABB-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”

1. Menghidupkan malam Laylatul Qadar adalah bukti keimanan seseorang :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah ra, bersabda Nabi SAW : “Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu.” (HR Bukhari, I/61, hadits no. 34)

2. Menggapai Laylatul Qadar hendaklah dalam keadaan berpuasa :

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah ra Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa menghidupkan malam Laylatul Qadar dengan iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang terdahulu, dan barangsiapa berpuasa Ramadhan dalam Iman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari, VI/468, hadits no. 1768)

3. Mencari Laylatul Qadar itu pd 10 malam yg terakhir :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ وَيَقُولُ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Dari Aisyah ra berkata : “Adalah Nabi SAW biasa mencari Laylatul Qadar pada 10 malam yang terakhir.” (HR Bukhari, VII/147, hadits no. 1880)

4. Mencari Laylatul Qadar itu pada 10 terakhir tersebut, terutama pada malam-malam Witirnya :

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Dari Aisyah ra : “Adalah Nabi SAW mencari Laylatul Qadar pada malam-malam witir di 10 hari terakhir.” (HR Bukhari, VII/145, hadits no. 1878)


5. Hadits paling seringnya tentang Laylatul Qadar adalah tanggal 27 tapi terjadi juga tanggal 23-nya :

أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا وَأَرَانِي صُبْحَهَا أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ قَالَ فَمُطِرْنَا لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ فَصَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْصَرَفَ وَإِنَّ أَثَرَ الْمَاءِ وَالطِّينِ عَلَى جَبْهَتِهِ وَأَنْفِه . قَالَ وَكَانَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُنَيْسٍ يَقُولُ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ

Dari AbduLLAAH bin Unais ra, bersabda Nabi SAW : “Aku melihat Laylatul Qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Shubuhnya aku sujud di tanah yang basah, lalu kata AbduLLAAH: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi SAW shalat Shubuh bersama kami, lalu beliau SAW pulang dan nampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka AbduLLAAH bin Unais berkata tanggal 23 itulah Laylatul Qadar.” (HR Muslim, VI/80, hadits no. 1997)


6. Laylatul Qadar itu bisa didapati dalam keadaan jaga maupun juga dalam mimpi yang benar :

أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ

Dari Ibnu Umar ra : “Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi SAW yang bermimpi melihat Laylatul Qadar pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi SAW : Aku juga melihat apa yang kalian mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barangsiapa yang ingin mencarinya maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut.” (HR Bukhari, VII/142, hadits no. 1876)

7. Laylatul Qadar itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan :

ليلة القدر ليلة بلجة لا حارة و لا باردة ( و لا سحاب فيها و لا مطر و لا ريح ) و لا يرمى فيها بنجم و من علامة يومها تطلع الشمس لا شعاع لها

“Pada malam Laylatul Qadar itu tidak panas & tidak dingin, tidak berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah Matahari terbit bercahaya lembut.” (HR As-Suyuthi dlm Jami’ Shaghir)

8. Tapi kadang-kadang Laylatul Qadar itu disertai juga dengan hujan :

وَقَالَ إِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ ثُمَّ أُنْسِيتُهَا أَوْ نُسِّيتُهَا فَالْتَمِسُوهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ فِي الْوَتْرِ وَإِنِّي رَأَيْتُ أَنِّي أَسْجُدُ فِي مَاءٍ وَطِينٍ فَمَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْيَرْجِعْ فَرَجَعْنَا وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً فَجَاءَتْ سَحَابَةٌ فَمَطَرَتْ حَتَّى سَالَ سَقْفُ الْمَسْجِدِ وَكَانَ مِنْ جَرِيدِ النَّخْلِ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْجُدُ فِي الْمَاءِ وَالطِّينِ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ فِي جَبْهَتِهِ

Dari Abu Said Al-Khudriy ra, bersabda Nabi SAW : “… Aku melihat Laylatul Qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barangsiapa yg ingin mencarinya maka carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam witirnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah… Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, maka tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah Kurma, maka aku melihat Nabi SAW sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi beliau SAW.” (HR Bukhari, VII/174, hadits no. 1895)

9. Pagi hari setelah Laylatul Qadar cahaya Matahari putih tapi tidak silau :

فَقَالَ أُبَيٌّ وَاللَّهِ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِنَّهَا لَفِي رَمَضَانَ يَحْلِفُ مَا يَسْتَثْنِي وَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأَعْلَمُ أَيُّ لَيْلَةٍ هِيَ

هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْعٍ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةِ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا

Berkata Ubay bin Ka’ab ra : “Demi ALLAH yg Tiada Ilah kecuali DIA, sungguh malam tersebut ada di bulan Ramadhan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi ALLAH aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah Nabi SAW untuk menghidupkannya yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah Matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih tapi tidak menyilaukan.” (HR Muslim, IV/150, hadits no. 1272)

10. Laylatul Qadar hanya bermanfaat bagi orang yang Iman & mengharap Ridho ALLAH SWT :

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يَقُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَيُوَافِقُهَا أُرَاهُ قَالَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ

Dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW bersabda : “Barangsiapa yang bangun saat Laylatul Qadar lalu pas melihatnya, lalu sabda Nabi SAW: Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridho ALLAH SWT maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR Muslim, IV/147, hadits no. 1269)

11. Saat Laylatul Qadar Malaikat yang turun ke bumi lebih banyak dari Kerikil :

ليلة القدر ليلة سابعة أو تاسعة و عشرين ، إن الملائكة تلك الليلة في الأرض أكثر من عدد الحصى

Bersabda Nabi SAW : “Laylatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)

12. Apakah doa yang paling baik dibaca saat Laylatul Qadar?

وعن عائشة رضي الله عنها قالت : قلت : يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال : ” قولي : اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

Dari Aisyah ra : Wahai RasuluLLAAH, menurut pendapatmu jika aku tahu bahwa malam terjadinya Laylatul Qadar, maka doa apa yg paling baik kuucapkan? Sabda Nabi SAW : “Ucapkanlah olehmu, Ya ALLAH sesungguhnya ENGKAU adalah Maha Pemaaf, mencintai orang yang suka memaafkan, maka maafkanlah aku.” (HR Ahmad, Ibnu Majah & Tirmidzi)

Antara amalan yang boleh dilakukan apabila tiba malam Lailatul Qadr seumpama yang tercatat di dalam kitab Futuhat Haqqaniah; Sheikh Adnan Thohir al Kabbani:

  • Niat untuk menghidupkan malam kerana Allah
  • Selepas itu Solat Isyak, ba'diah dan adab2 tarekat
  • Niat untuk mengerjakan puasa esok hari
  • Solat terawih 20 rakaat
  • Solat Tasabih 4 rakaat secara berjemaah
  • Solat sunat Syukur 2 rakaat secara berjemaah
  • Solat Witir
  • Khatam dan zikir
  • Menghidupkan malam dengan bacaan al Quran sekadar yang mampu sehingga terbit fajar.
  • Disunatkan solat sunat Tahajjud dari 20 - 100 rakaat semalaman.
  • Sembelih dua ekor korban pada siang esoknya. Satu kaffarah untuk kekurangan puasa kita dan tebusan untuk ahli tarekat dan umat Nabi Muhammad saw lalu dibahagi2kan pada faqir miskin. Sunnah ini tidak pernah ditinggalkan oleh Sheikh Abdullah Faiz ad Daghestani.

Ini adalah sebahagian contoh amalan menyambut Lailatul Qadar. Selamat beribadat!

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...